Daftar Blog Saya

Rabu, 25 Juli 2012

SMK Bagimu Negeriku Bertumbuh Menjadi Dewasa


       
Satuan Pendidikan     : SMK BAGIMU NEGERIKU SEMARANG
Mata Pelajaran           : Pendidikan Agama Kristen
Kelas                            : X (Sepuluh)
Modul                          : 01
Tahun Pelajaran         : 2010-2011
Pokok Bahasan           : Bertumbuh Menjadi Dewasa
a.      Kedewasaan Fisik
b.      Kedewasaan Emosi
c.       Kedewasaan pola pikir
d.      Kedewasaan sosial


Standar Kompetensi   : Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan  kehidupan sosial dengan menunjukkan bahwa remaja kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa yang tidak kehilangan identitas.
Kompetensi Dasar      : Menganalisis bertumbuh menjadi pribadi dewasa dan memiliki karakter yang kokoh dengan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek kehidupan.
Indikator                     : Menerapkan arti kedewasaa dalam kehidupan sehari-hari secara rohani dalam komunitas keluarga, sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Tujuan Pembelajaran :
1.      Siswa dapat mendiskripsikan arti “dewasa”.
2.      Siswa dapat mendiskripsikan  arti dewasa secara psikologis dan rohani.
3.      Siswa dapat menguraikan ciri-ciri dewasa secara psikologis.
4.      Siswa dapat menguraikan ciri-ciri dewasa secara spritual.
5.      Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri umum kepribadian dewasa dan tidak dewasa
Bacaan Alkitab              : Efesus 3:18-19, Ibrani 5:11-14, Mazmur 22:8-9, Efesus 4:12-13, Filipi 2:12-13, 1 Tesalonika 1:6-8, I Korintus 3:11, Kolose 2:7, Keluaran 2:23-3:14, Filipi 4:8-9.
Guru Mata Pelajaran    : Dance Panduwal, S.Th, MA, M.Th


Bertumbuh Menjadi Dewasa
I.    Kedewasaan Fisik



               Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang diawali dengan masa puber. Salah satu indicator kedewasaan seseorang adalah pertumbuhan fisik. Kedewasaan fisik dalam arti tersebut, tidak menunjukkan  kedewasaan  dalam  segi  emosi  dan  pola  pikir.  Pada  masa  pertumbuhan,  tubuh manusia seperti tanaman yang akan menjadi layu apabila tidak dirawat. Supaya tubuh manusia menjadi sehat, bertumbuh dan berkembang, manusia harus mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, merokok, diet yang berlebihan dan bergaya hidup seks bebas. Tubuh merupakan karya Tuhan yang harus disyukuri keberadaannya. Karena itu, pelihara dan jagalah kesehatan tubuh.
               Manusia secara individual adalah karya Allah secara khusu dan istimewa, beda dengan semua orang yang ada di muka bumi ini. Tuhan merencanakannya sedemikian rupa menurut kekayaan kreasi-Nya sendiri. Jadi setiap orang harus menerima dan banggsa dengan dirinya sendiri secara positif dan bernilai kristiani.

Beberapa keberadaan diri yang harus diterima dan disyukuri:
1 Jenis Kelamin
         Allah  menciptakan  manusia  sebagai  laki-laki  dan perempuan.  Oleh  sebab itu  laki-laki  harus menerima dirinya sebagai laki-laki dan perempuan menerima dirinya sebagai perempuan (1 Kor 6:9-10).

2.  Fisik
         Kita harus menerima dan beryukur atas tubuh yang Tuhan berikan, baik semp[urna atau tidak, semuanya harus menjadi alat di tangan Tuhan (Mat 5:29). Jadi tubuh yang sempurnapun tidak bernilai lagi jika digunakan pada hal-hal yang tidak benar.

3 Paras atau kecantikan
         Kecantikan atau ketampanan fisik itu relatif. Tetapi kecantikan atau ketampanan batiniah itu standard dan tidak membosankan. Fisik harus dirawat dan dijadikan bait atau rumah bagi Roh Allah (1 Kor 3:16), bukan jadi kelinci percobaan bagi segala alat-alat kecantikan.

4.  Keterbatasan
         Manusia adalah makhluk terbatas, tidak sempurna, tetapi keterbatasan dapat diperkecil atau dipersempit. Orang yang tidak cepat menangkap pelajaran, dapat mengulang berkali-kali, orang yang ekonominya terbatas dapat berusaha memperbaikinya dengan menerima lebih dahulu keterbatasan yang ia miliki. Keterbatasan harus diterima supaya tidak tergoda untuk putus asa atau dirasuki ambisi berlebihan.

5 Akibat kecelakaan
         Karena keterbatasan, manusia dapat mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu bermacam jenisnya, dan bervariasi akibatnya. Kecelakaan kerja atau lalu lintas dapat mengakibatkan cacat fisik atau bahkan merusak alat produksi, seperti mandul atau impotensi. Kecelakaan mental akibat perlakuan buruk seperti perkosaan dan perlakuan kejam dari orang lain dapat mengakibatkan trauma bahkan putus asa. Seseorang Kristen harus mampu menerima kenyataan dengan keyakinan Tuhan Yesus sanggup membebaskan kita dan memulihkan keberadaan kita secara utuh.
Orang dapat menerima keberadaan dirinya secara utuh, itulah yang memuliakan Tuhan; Tuhan memberkati dan memakai dirinya sebagai alat atau saluran kasih dan kuasa Tuhan bagi orang lain. Orang yang menerima keberadaan dirinya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan akan dihibur, dikuatkan dan dijamin masa depannya (Yer 29:11).


II.                  Kedewasaan Emosi

1.        Pengertian dan Bentuk Emosi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 2 pengertian Emosi, yakni:
a.      Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat.
b.      Emosi adalah keadaan dan reaki psikologi dan fisiologis yang bersifat subyektif.

Bahasa lain emosi adalah eksprei perasaan manusia.
Jenis ekspresi perasaan atau bahasa manusia muncul sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di sekelilingnya. Ekspresi itu dapat diungkapkan dengan cara menangis, tersenyum atau tertawa, cemberut, jengkel, marah dan lain sebagainya.
Pada usia remaja, emosi memiliki peranan penting. Pada usia ini tingkat emosi yang timbul cepat berubah dalam waktu yang relatif singkat. Hari ini merasa gembira, tiba-tiba keesokan harinya sudah terlihat cemberut.

2 Mengembangkan Emosi
         Emosi merupakan suatu anugrah Tuhan yang memang sudah melekat dalam pribadi manusia. Manusia sudah diciptakan Tuhan dengan berbagai perasaan yang menyertainya. Perasaan gembira, sedih, marah, cinta, dan lain sebagainya. Manusia tidak dapat memaksakan diri dengan memunculkan emosi yang harus terjadi pada saat tertentu. Ketika menangis, sesorang memang harus menangis. Begitu pula ketika tertawa harus tertawa.
         Iman Kristen tidak pernah melarang orang untuk menangis, bersedih, dan berduka. Ketika ada anggota  keluargatau  sahabat  yang meninggal,  wajarlah bila  kita menangisNamn,  jangan sampai   kesedihan   itu   sampai   berlarut-larut.   Setelah   itu   kembali   menjalani   kehidupan sbagaimana mestinya, karena orang Kristen memiliki Tuhan Yesus yang mengasihi, peduli, dan menerima diri manusia apa adanya (Ter 29:11; 1 Yoh 4:9-10).

3 Mengendalikan Emosi
         Bentuk emosi yang perlu dikendalikan adalah amarah. Marah adalah memang manusiawi, tetapi menjadi kurang sehat jika seorang memiliki sikap pemarah, yaitu sikap mudah marah. Sikap ini akan menjadi bentuk emosi yang negatif. Manusia harus mengendalikan amarah. Di dalam Efesus Paulus menjelaskan bahwa apabila kita menjadi marah karena suatu sebab, maka jangan sampai berbuat dosa dengan segera meredakan amarah sebelum matahari terbenam. Artinya, apabila kita marah, kita perlu segera menyelesaikannya dengan tidak menyimpan dendam (Ef 4:26).

4 Dampak Mengelola Perasaan
         Perasaan harus dikelola dengan baik. Pengelolaan tersebut mempunyai arti mengembangkan Positif dan mengendalikan perasaan negative.      Untuk   dapat mengembangkan dan mengendalikan perasaan seseorang harus menyadari bermacam-macam perasaan.
         Ada berbagai perasaan negatif, di antaranya adalah kecemasan, kemarahan, ketidakberdayaan. Perasaan positif antara lain adalah kehangatan, perhatian dan kompetensi. Dengan mengetahui kategori-kategori tersebut manusia akan dimampukan untuk dapat menentukan emosi yang harus dikembangkan dan dikendalikan.


III.  Kedewasaan Pola Pikir

               Sebagai manusia yang sudah mampu berpikir operasional formal, seorang remaja harus mampu berpikir kritis. Artinya mampu menganalisa segala sesuatu, keadaan, permasalahan dengan pikiran yang sehat dan benar. Paling tidak ada empat pola pikir yang haru dikembangkan remaja atau orang yang sudah mampu berpikir secara operasional formal, yaitu proaktif, kreatif, positif dan komprehensif.

1 Pola Pikir Proaktif
         Pola pikir  proaktif terbentuk  dari  inisitif yang positif. Artinysegala  inisiatif yang timbudari pikiran diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu secara baik demi suatu kemajuan.

2 Pola Pikir Kreatif
         Berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan cara-cara, pengertian, penemuan, dan karya seni yang baru. Intinya ada sesuatu yang baru yang dihasilkan melalui proses berpikir kreatif. Dari yang belum ada menjadi ada dan dari yang lama menjadi baru. Tetapi sebagai manusia dewasa, kita perlu mengembangkan kreativitas secara tepat dan benar. Hal ini perlu disadari karena kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari etika. Tentu kita akan merasa bangga karena teladan dan bukannya yang kreatif negatif.
3 Pola Pikir Positif
         Secara sederhana, manusia dibagi menjadi dua golongan: mereka yang berpikir positif dan mereka yang berpikir negatif. Golongan yang berpikir positif menghadapi hidup dengan penuh semangat, selalu ada hal-hal baru yang menanti, tantangan yang harus dijawab, gunung yang harus didaki. Pendek kata, mereka optimis, sungguh menikmati hidup ini, melihatnya sebagai kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.
         Golongan yang berpikir negatif bersikap pesimis, selalu ada kekurangan dan cacat cela dari segala  sesuatu.  Dalam  pertemuan  untuk  membahasa  masalah  dan  penyelesaiannya,  orang- orang dari kelompok ini lebih sering terfokus pada beratnya masalah, dan susahnya mencari dukungan. Ringkasnya mereka lebih cepat menyerah, bahkan lebih sering sebelum usaha dilakukan.

Karakteristik orang dengan konsep diri positif:
a.      Memiliki keyakinan terhadap pendapat dan sikapnya, serta bersedia mempertahankannya, tetapi juga terbuka untuk mengubahnya jika ternyata hal itu keliru.
b.      Mampu bertindak benar.
c.       Memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mengatai masalah walaupun kenyataannya bisa saja tidak berhasil setelah dicoba.
d.      Merasa setara dengan orang lain meski berbeda kemampuan, tidak membanggakan diri atau menganggap diri rendah.
e.      Sanggup menerima dirinya dan merasa berguna bagi orang lain, paling tidak bagi sahabat dan orang-orang yang dekat dengannya.
f.        Menerima pujian secara wajar, tidak berlebihan ataupun terlampau membanggakan apa yang sudah diraih.
g.      Cenderung menolak usaha orang lain untuk mengontrol atau mendominasi dirinya.
h.      Sanggup mengakui pada orang lain tentang berbagai perasaan yang ada dalam dirinya menyangkut  hal-hal  positif  mau  pun  negatif.  Dengan  kata  lain,  tidak  malu  mengakui adanya hal-hal yang kurang pada dirinya.
i.        Menikmati hidupnya.
j.        Peka terhadap kebutuhan orang lain. Karakteristik orang dengan konsep diri negatif.
k.       Peka terhadap kritik
l.        Responsif terhadap pujian (berlebihan menanggapi pujian)
m.    Hiperkritis, mengkritik orang lain, tetapi tidak mau dikritik.
n.      Pesimis dan cenderung menghindari kompetisi sehat.

4 Pola Pikir Komprehensif
         Pola pikir komprehensif adalah pola pikir yang terbuka, tidak ekslusif (tertutup). Di dalamnya ada sikap menghargai pemikiran orang lain dan mampu menampung kepelbagaian.
         Pola pikir proaktif, kreatif, dan positif juga menjadi bagian dari pola pikir komprehensif sebagai suatu pola pikir yang utuh dan terbuka. Ketiga pola pikir itupun berkaitan erat. Pola pikir positif dan kreatif mampu menciptakan pola pikir proaktif. Sedangkan pola pikir kreatif menimbulkan pola pikir positif. Demikian pula sebaliknya, pola pikir positif akan dapat menumbuhkan pola pikir  kreatif,  karena  biasanyorang yang Positif  Thinking akan  mempunyai  kehidupan yang menyenangkan. Keadaan ini dapat merangsang kreativitas seseorang.
Remaja dewasa yang bertumbuh secara fisik dan emosi perlu diikuti dengan kedewasaan pola pikir dengan mengembangkan pola pikir proaktif, kreatif, positif dan komprehensif di sekolah, keluarga, gereja, dan masyarakat.



iv.    Kedewasaan Sosial: “Menjalin Relasi Dengan Sesama


    Faktor-faktor menjaln relasi dengan orang lain:

1 Faktor dari dalam (Aku)
         Terjadinya relasi yang baik pada dasarnya dimulai dari diri sendiri (Aku). Aku mampu membuat relasi menjadi baik atau tidak. Relasi akan menjadi baik ketika Aku mampu mempunyai prinsip win-win thinking. Win-win thinking merupakan pola pikir yang membuat aku dan kamu menjadi pemenang. Dengan kata lain, semua pihak merasa untung, mendapat penghargaan (dihargai) keberadaannya oleh pihak lain. Dengan demikian, tidak ada orang yang merasa kalah, dirugikan, tidak dihargai atau kecewa. Untuk itu, win-win thinking harus diterapkan untuk menjalin relasi.

2 Faktor dari luar (Kau)
         Ketika Aku menerapkan win-win thinking dan orang lain juga menerapkan prinsip yang sama, relasi yang baik sangat besar kemungkinannya untuk terjadi. Namun, prinsip win-win thinking yang kita miliki menjadi tidak seimbanga ketika orang lain menerapkan prinsip-prinsip win lose thinking. Ini berarti relasi yang baik akan terjadi apabila semua pihak menerapkan win- win thinking. Sulitnya, tidak semua orang dengan mudah menerima dan menerima prinsip ini.

3 Faktor Citra Baku
Citra baku merupakan suatu pandangan yang ada pada seseorang atau masyarakat tentang suatu  hal  dan pandangan  tersebut  sudah  melekat  secara  mendalam  dalam  pola  pikirnya sehingga sulit untuk diubah.

4 Faktor Komunikasi
Tanpa komunikasi yang baik, relasi tidak akan berjalan baik. Karena dengan komunikasi yang baik, hal-hal yang menjadi penghambat relasi akan dapat dibongkar. Komunikasi menjadi baik apabila terjadi sikap mengerti dan memahami apa yang menjadi pesan dari pihak-pihak lain walaupun memiliki paham atau pendapat yang berbeda.
Macam-macam relasi:
a.      Pribadi-pribadi
b.      Pribadi-kelompok
c.       Kelompok-kelompok
Anak yang dididik dengan mau menerima segala perbedaan yang ada akan menjadi anak yang mempunyai  rasa  toleransi.  Belajarlah  untuk  menerima  perbedaan  dalam  menjalin  sebuah relasi. Demi terjalinnya relasi yang baik.


Refleksi Iman
Kedewasaan Kristen adalah cara hidup yang:
1.      Menghargai dan menghayati karya keselamatan Kristus yang ada dalam hidupnya. Oleh karena itu ia memahami ajaran-ajaran Kristus dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari dengan setia. Merasa tergantung dengan Allah dan secara sukarela merenungkan dan mendalami kekayaan firman Allah, yang tidak akan pernah selesai untuk diselidiki (Efesus 3:18-19).
2.      Orang kristen dewasa mampu mengatur hidupnya dengan baik, karena mengetahui dasar-dasar hidup yang baik dan benar dan hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus (Ibrani 5:11-14).
3.      Bertindak rendah hati dan tidak sombong (Mazmur 32:8-9).
4.      Selalu berusaha untuk menghargai dan membutuhkan orang lain, dalam rangka membangun kehidupan dunia yang harmonis (Efesus 4:12-13).
5.      Orang yang semakin mampu menyadari dosa-dosanya, sehingga selalu rindu dan berusaha untuk mendekatkan diri pada Tuhan untuk mendapatkan pengampunan dosa (Filipi 2:12-13).
6.      Berani memasuki lingkungan yang baru, berani menghadapi kesulitan dan tantangan, sebab dengan dan di dalam menghadapi tantangan dan kesulitan itulah manusia akan berkembang dan menjadi kuat (I Tesalonika 1:6-8).
7.      Selalu berusaha untUk mencari keseimbangan hidup pribadi dan hidup dalam masyarakat secara lahir dan batin, jasmani dan rohani.

Bacaan Alkitab              : Efesus 3:18-19, Ibrani 5:11-14, Mazmur 22:8-9, Efesus 4:12-13, Filipi 2:12-13, 1 Tesalonika 1:6-8, I Korintus 3:11, Kolose 2:7, Keluaran 2:23-3:14, Filipi 4:8-9.

Tugas:


  • 1.      Bacalah ayat-ayat firman Tuhan dibawah ini tulislah inti dari ayat tersebut yang berhubungan dengan hidupmu yang telah dewasa. Efesus 3:18-19, Ibrani 5:11-14, Mazmur 22:8-9, Efesus 4:12-13, Filipi 2:12-13, 1 Tesalonika 1:6-8, I Korintus 3:11, Kolose 2:7, Keluaran 2:23-3:14, Filipi 4:8-9.
  • 2.      Pelajarilah Lukas 2:41-52 dan Mazmur 90:1-17 dan buatknlah hasil laporan tertulis  tentang kesan dan pesan yang didapat dalam bacaan tersebut.
  • 3.      Buatlah daftar ciri-ciri kepribadian yang dewasa dan tidak dewasa berdasarkan 6 ciri 6 aspek perkembangan yang ada pada manusia.
  • 4.      Bagaimana kamu dapat menjelaskan pemahaman tentang “tubuh adalah karya Tuhan”?
  • 5.      Jelaskanlah apa perbedaan antara emosi, emosional dan emosionalisme? Carilah perbedaannya!
  • 6.      Daftarkan emosi yang sering terjadi dalam kehidupanmu! Kemudian sebutkan pengaruhnya bagi hidupmu!
  • 7.      Bagaimana pendapatmu mengenai cara mengendalikan emosi sebagai remaja kristen?
  • 8.      Apakah yang dapat kamu teladani dari sikap Yesus dalam hal menggunakan emosi secara baik dan tepat?
  • 9.      Sebutkan dan jelaskan 3 faktor yang diperlukan seseorang dalam menjalin sebuah relasi!
  • 10.  Sebutkan 3 contoh yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus dalam hal menjalin relasi dengan sesama! Tunjukkan ayat-ayatnya!



GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar